Idea-idealy

Create and share all of ideas

LORONG ITU MASIH SAMA

Share:

“ Ini bukan menjual suara rakyat ini adalah pengabdian pada rakyat !”
kata – kata masih terngiang di telingaku.Tapi aku masih berdiri tegak pada pendopo menatap megah gedung Walikota yang tak berubah konsruksinya hanya beberapa sudut berganti pilar dan taman - taman kecil yang di buat melingkar seolah menjaga  gedung ini agar tetap terlihat ramah dan manis.16 tahun lalu aku di sini menyaksikan karnaval perayaan hari jadi kota yang selalu dekat di hati ini.
kota ini penuh dengan detak, seolah tak padam mesti aku  dating tidak sebagai petualang yang merindukan pulang.kata-kata itu masih nyaring:
“ Apa bedanya? Toh kita mengharap uang dari lembaran suara rakyat yang kita dapat !’
“ Kita bukan revolisionaer yang kesiangan! Kita hanya buruh!”
“ Tapi kamu tahu bahwa  pulpenmu bias mengubah A tidak lagi jadi A! bahkan kamu bisa sama sekali tidak melakukannya, kamu bisa menembak seenak perutmu setelah kamu dapat data singkat dari pejabat setempat”
“ Aku tidak begitu, aku bekerja untuk uang.Bekerja dengan sebaik-baiknya.!”
“ Kamu bisa saja memanipulasi semua jawaban mereka hanya dengan mengubah angka-angka itu. Apa itu yang kamu sebut membela rakyat ??”
“ Aku tidak membela siapapun, rakyat, Negara atau bangsa. Aku hanya melakukan penelitian dengan baik karena aku di bayar!”
“ kalo hanya uang alasanmua kenapa kamu tidak jadi pelacur saja  toh kamu cantik??”
Selalu kata-katamu membuat aku benci dan panik
“ Terserahlah!!!”
Senyumku masih nanar ketika kulihat lapangan itu,Namanya Lapangan Pasar Baru kareana tidak jauh dari sana ada terminal dan pasar tumpah namanya pasar baru .Segala dagangan ada disana dari sayur-sayuran, buah-buahan, kebutuhan sembako, pakaian, mainan dan semua barang-barang yang ada di pasar tradisional pada umumnya. Setiap abis gajian biasanya aku dan ibuku belanja kesana, sengan naik becak.Aku senaang sekali karena aku bisa membeli barang yang aku mau.Aku sekali sekali ikan hias dan ibuku akan membelikannya dengan senang hati akren aku membantu belanjaannya yang banyak.
Sebelum ke pasar aku selalu melewati lapangan ini. Dulu  setiap pelajaran olah raga aku selalu kesini, berjalan beriringan dibimbing oleh guruku bu Een guru olah ragaku yang galak dan judes.Kalo aku main kasti biasanya aku selalu menang akrena badanku yang kurus dan mungil gampang untuk lari dan berkelit. Teman dekatku waktu itu Selly cantik dan lebih kecil dari ku.dia anak guru yang tinggal di rumah dinas sekolahku.Ada juga Neneng, Salbiah, Ai,Encum, dan teman ku yang paling baik adalah Maruli. Dia baik dan menyukaiku.
“ wawancara apa sih? Ah..sudah banyak yang begini. Tapi tetep aja rakyar miskin dan harga-harga semakin naik. Semuanya Cuma janji-janji !!”
Mungkin benar tapi aku  hanyalah pekerja bukan penguasa yang mampu merubah sistem di negara ini menjadi apa yang seperti kau mau.
“ Coba lihat , lihat apa bisa dengan menjawab semua pertanyaanmu yang banyak itu aku bisa membeli susu buat anakku, bayar kontrakan yang udah 2 bulan nunggak, beli beras,bayar utang atau memperbaiki becakku. Gak bisa. Cuma buang-buang waktu Maaf saya gak ada waktu!”
            Memang benar, kesejahteraan yang kamu inginkan tidak bisa di dapat denagn sekejap mata,kehadiranku hanyalah suatu kunjungan untuk melihat apa-apa yang terjadi di amsyarakat. Untuk kemudian datanya aku laporkan agar menjadi bahan pertimbangan bagi suatu kebijakan.
“ rakyat kecil tidak butuh , teori da n konsep.Kita cuma butuh beras!”
Hidup yang layak dambaan semua manusia di muka bumi aku hanyalah butuh sedikit infirmasi dan aspirasi dari masyarakat sebagai suatu perwakilan dari  masyrakat di wilayah ini.
“ Aku bukan sample untuk jadi komiditi  santapan para politik yang mengatas namakan  rakyat. Karena aku tak pernah tahu kemana larinya suara hatiku selama ini??? “
“ Apa kamu  tahu  suara hatiku akan lari kemana   ???”
Entah….!!!
“ Apa kamu yakin di atas sana, mendengar aku. Kalo mendengar kenapa tuli?!
            Perjalananku yang penuh detak baru sampai di pintu air.Perisdo dulu aku menyebutnya.tercatat 3 kawan kecilku Uni, Usman dan Rogaya tenggelam disini setelah 2 jam berlalu mayatnya sudah hancur di amuk besi-besi tajam pintu air .Beberapa organ tubunhnya hilang entah hancur menjadi serpihan-serpihan dan hanyut di bawa air atau terbawa arus deras air Kalimangun.
            Saat itu Rogaya yang masih berusia 8 tahun di temukan tergencet pipa-pipa besar dengan tubuh yang hacur. Sejak saat itu Ibuku melarangku mencari ikan cupang di pinggiran pintu air karena takut banjir banding akan terjadi lagi.Saat itu aku tak banyak tahu tentang kelanjutannya yang aku tahu aku kehilangan teman bermian umpet dan main karet, Rogaya dan Uni.
Buih bercampur samapah, palstik dan bangkai binatang.Gejolaknya seperti  jantung yang meminta korban untuk  tumbal  para roh yang menghuni pintu air agar tanggul tidak jebol hingga airnya tidak menyeruak masuk ke perumaan elit R.A Kartini.Mungkin juga Rogaya dan Uni menyambut kehadiranku sekedar mengucapkan selamat dating karena dulu dia tidak sempat menyebutkan selamat tinggal padaku saat kepergiannya yang mendaadk dan tragis.Aku seperti melihat lambaian tangan dan senyum kecil Uni karena menemukan ikan lele di sini.aku takjub sebab aku tak pernah merasakan perasaan serindu ini pada masa kecilku. Aku juga merasakan kalo gemirincik air  itu begitu berisik seolah bercerita tentang apa-apa yang terjadi selama 16 tahun aku pergi.Tentang rumah-rumah yang di gusur untuk pertokoan,sekolah kita yang sudah terendam banjir, madrasah kita dulu sudah  diganti dengan cafeteria dan gang-gang sempit tempat kita bermain sepeda sudah hilang di telan hotel dan apertemen. Betulkah????
            Aku tersenyum jangan mengadu padaku. Karena aku bukan siapa-siapa yang mampu mendengarmu dengan baik. Mesti aku tahu kamu ingin bermain di air yang bening tampa tampah, ingin tenang mengalir tampa limbah dan bebas berenang bersukacita tampa air bah yang tiba –tiba datang yang akhirnya menelan jiwa. Seperti dulu. Dan kamu dianggap tempat angker yang penuh sumpah serapah yang di takuti dan di jauhi padahal kamu hanyalah korban dari tangan-tangan jahat yang tak bertanggung jawab
            Bersabarlah mungkin esok atau lusa ada dinas lingkungan hidup yang peduli padamu, sebab aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa yang mampu mengubah semua ini.
“ duh, maaf neng apa kalo saya jujur saya gak akan di tangkep?” maklumlah rakyat  kecil yang bodoh, silahkan neng duduk, maaf kotor!”
Muka yang ramah setengah baya dengan keringat yang masih mengucur di dahi.urat-urat tangannya terlihat menonjol pertanda perempuan ini sering mengangkut barang yang berat dan beban pikiran.Warisan lama peradaban negeri ini,katakanlah tutup mulut. Hingga terdengar adanya petrus sebab orang itu berbicara yang buruk tentang pemerintah. Syukurlah seiring reformasi hal sepoerti itu sudah jarang terjadi.Mungkin.mungkin juga amsih ada dengan strategi yang berbeda. Bagaimana memanipulasi adalah hal lumrah di negeri ini, segala hal banyak trik saying belum menemukan trik yang hebat untuk mengatasi ketimpangan neegri. Mungkin belum saatnay. Semoga .aku tak tahu aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
“ saya Tukiem dari Magelang asal neng. Ya saya kira di sini akan hidup lebih baik ternyata ya gini neng Cuma jadi kuli cuci.”
Mungkin jawabannya akan sama pasrah pada Tuhan. Apakah akan selesai dengan semua pernyataan ini jika perempuan ini harus menghidupi 2 anaknya seorang diri.bagaimana mungkin urusan materi yang sangat  berhubungan di kehidupan  duniawi  ini akan terjawab dengan pasrah . pasti selama perempuan ini hidup itu akan terus kebutuhan itu akan terus  membuntuti.Dan dia taka akan bisa meneglak lagi tinggal bagaimana dia menghadapinya. Pasrah menjadi obat bagi pelipur hati yang telah gelap dengan kemelut persoalan hidup.mungkin itu lebih baik dari pada sekedar menyalahkan diri, peemrintah dan Negara.
“ Biaya sekolah mahal, beras mahal, semua mahal .anak saya tak bisa saya sekolahkan.”
Lagi lagi anak-anak yang menjadi korban, berapa ribu anak lagi yang akan mengalami nasib seperti anak perempuan ini jika di hadapkan pada persoalan biaya. Lalu bagaimana dengan dana bantuan pendidikan?buku gratis? SPP gratis? Da berbagai sokongan untuk anak tak mamapu agar negeri ini tidak bertambah bodoh dengan sumber daya yang amburadul.Mungkin belum samapi antuan itu? Atau terlalu banyak yang membutuhkan hingga tak adil dan merata? Lalu kemana pengaturan kebijakan? Mungkin lupa, tertidur atau  atau nyakngkut di kantung orang-orang tak bertanggung jawab.entah berfikir fositif rasanya lebih baik biar otak tamabh fresh.anggap saja aku mati hati dan tuli agar tak menangis di sini.
“maaf kalo boleh tahu ini untuk apa ya neng??
Terlalu naïf jika jika ini seekdar projek penelitian yang tak ku tahu keebnarannya sebab hingga kini akupun tak tahu. denagn butiran keringat dan rasa lapar dan cape perempuan ini rela meluangkan waktu.yang sering ku dengar adalah pernyataan : ini adalah salah satu cara kita mengetahui aspirasi masalah social kemasyarakatan yang terjadi di masyarakat.. selesai. Cuma itu dan itu.spesifik dan lainnya aku tak tahu.
“Semoga kehadiran eneng bisa membantu saya dan tolong bilang ke Bapak prisiden ya. Kasih bantuan orang seperti saya .”
aku akan langsung bilang ke pada Tuhan sebab aku takut  prersiden sedang tidur siang jan 12 begini atau sibuk.
            Berlalu. rasanya hati  seperti tak henti bertanya kemana ??ya ikuti saja. Kita tak perlu berisik atau berdebat lagi sudah cukup rasanya berselisih dengan anggapan-aggapan yang tak pernah sama tapi aku paksa kamu ikut agar kamu tahu mengeluh dan bersedih saja tak cukup untuk menyelesaikan hidup.kalo tak salah ini adalah daerah belakang sekolahan ku dulu namanya Jelonongan aku menyebutnya aku ada teman namanay Tati dulu aku suka kesini sekedar ngambil buah kecapi.
            Aku tak tahu apa generasi sekarang masih mengenal buah kecapi buah itu bentuknya mirip seperti manggis isinya di dalam bersembunyi dalam kotaknya nya, warnanya kuning rasanya manis sekali.aku menatap nanar kalo-kalo di sini masih tersisa buah itu namun saying semuanya sudah sirna di injak gedung-gedung tinggi. Mungkin ini resiko pembangunan ada yang hilang tapi ada juga yang datang. Hilang dan pergi tak penting menurutku tapi apakah itu berguna untuk kemudian hari. Mungkin berguna sebab sejarah tak pernah salah.
            “Lapangan kerja yang penting, bu. Sebab kalo tidak asti tindak kejahatan makin meningkat!’ katanya berapi-api. Ya aku setuju.lalu…
“ Ya, tapi gak adil sih memang sekarang Bu, saya yang sarjana sama aja gajinya dengan yang SMA.Tau gitu ngapain saya sekolah tinggi-tinggi ngabisin duit aja. Dapet duit Cuma lewat doing…hhehe…! Katanya sedikit berkelakar
“ Coba pemerintah melihat lebih jeli lagi.Kasihan karyawan sekarang udah gaji kecil banyak potongan lagi. Katanya UMR tapi di bayar di bawar rata-rata. Gimana ya??”
“ Dulu mah gak gini-gini banget kali Bu, Zamannya presiden Orde baru,kerjaan ada aje.sekarang mah, duuuuh. Puyeng. Jangankan yang gak sekolahan yang sekolah aja keteter. Apa gak ngaruh ya pendidikan di sini??”
“ apa lagi Bu kalo pemiliknay bukan orang pribumi nekennya minta ampun ama karyawan.kita kayak sapi perah. Gimana ya ngatasinya??’
“ Pokonya Bu, lapangan kerja lah di perbanyak”.
            Ya..memnag betul , lapangan kerja mungkin kalo ada lapangan kerja yang lebih baik, aku juga gak mau kerjaa beginian. Kasian kalian.sudah mengorbankan wkatu banyak untuksekedar cuap-cuap tapi belum tentu apa yang kalian mau tercapai. Kalo itu proses sampai kapan dan sepertia pa prose situ berjalan , aku juga tak tahu. Sudah ku katakana aku bukan siapa-siapa aku hanya pesuruh saja.
            Keringat bercampur kotoran. Demikian nanar ku tatap negeriku. Mengapa masih banyak lagu-lagu pilu di sana-sini seolah bangsa ini tersambat kutukan hingga anak cucu. Kutukan tentang kemiskinan, kekuranag, kebodohan dan kecarutmarutan.mungkin ini lebih baik dari pada tidak ada sma sekali. Aku memnag tak paham apa itu modernitas? Revolusioner? Hedonisme? Kapitalisme?. Tak penting mungkin. Negeri ini hanya butuk kebenaran.kebenaran-kebenaran yang nyata.”kebenaran yang bis a membebaskan manusia dari sekedar prasangaka da rasa menguasai. Bukan keebnaran yang subjektif yang telah kehilangan niali dan jiwanya sehingaga kekeliruan-kekeliruan menjadi hal wajar yang absolut. Selama ini aku telah salah menilai bahwasanya aku begitu rapuh dan menderita lau timbulah duka berkepanjangan yang menyebabkan kehilangan energi dan semangat ternya semua manusia mermang hadir dari penderitaan yang berkepanjangan mungkin itulah semangat mengapa aku harus berjuang untuk hidup sebab aku tak akan pernah mendapat apa-apa yang ku amu selama aku tak paham apa seebnarnya yang ki butuhkan.selama ini. Kemauan dan kebutuhan yang tak pernah berjalan seiringan.
            Ku telusuru jalan besar ini dengan detak yang tak pernah bertepi.hingga sampai pada lorong . lorong yang tak pernah berubag. Ini adalah daerah Proyek. Pertokoan kecil yang pernah membuat aku enggan meningalkan kota ini sebab masa kecilku sebagian ku habiskan disini.tak ada yang berubah, di tanga-tangga kecil itu ibuku dulu membelikan akumajalah Donal bebek dan Bobo bekas yang edisinya sudah lewat .tak amsyalah aku hanya senang pada gambarnya saja.lalu lantai 2nya ada mainan dindong yang bisa ku naiki dengan menukarkan uang menjadi koin sebagai pasword. Apakah amsih sama?? Dulu aku duka sekali naik mobil-mobilan dan binatang yang berputar.lalu di sebelah nya da studio photo .aku dan keluargaku dulu sering seklai berfhoto di sini.maish sama hanya tamabh bagus dan rapi mainannya. Aku terus berjalan ini adalah  pertokan Hembo.Toko beraksitekstur India. Banunannya serem sekali. Tanpa kaca dan bercet biru gelap. Kata temanku di sini sudah banyak anak yang hilang karena di telan lift dan beberapa bulan setelah cerita itu aku menyaksikan sendiri ada anak berusia 3 tahun yang jatuh dari lantai 2 hingga tewas.Sejak saat itu iuku tidak pernah lagi melepaskan aku jika belanja alat-alat jahit kesini.Mengpa tak pernah berubah?? Beberapa orang india masih berdagang kain dan perlengkapan tailor di sini.masih sama.
            Aku tak percya. Bahwa ada pemangunan yang tersisa. Kupikir lorong ini sudah berubah menjadi lebih indah tapi tetep saja menyeramkan. Inikah sudut terganjil yang ku temui. Tak ada aturan di sini. Tak ada polisi. Tak ada keamanan. Ini adalah pusat pertikoan yang biasa-biasa saja. Tapi inilah urat nadi kota itu.sebab semua orang tau tempat ini.
“ udah lama pak dagang di sini?’
“ ya kurang lebih 17 tahunnan neng ? kenapa?”
 Katanya cuek merapikan duren dagangannya.
“ kok Cuma di angun monumennya aja ya pak.dari dulu samabegini-begini aja ?
“ Ia neg gak ada yang berani di sini tuh pertokoan pertama kota ini di bangun. Kalo berani ngusir pedagang dan merubah yang udah ada bisa ngamuk pedagang di sini.”
“ tapi untuk keindahan kan ak papa pak? “
“ alah... keindahan apa neng? Yang ada rugi kita kehilangan lahan dan pelanggan. Yang pentingmah laris..”
“ maksudnya di perbaiki agar lebih teratur dan gak macet gini pak. Kan nanti juga dagang lagi di sini.
“ ah... berabe neng yanga da malah kita suruh bayar-bayar lagi
“ oh..
“ kemarin-kemarin udah diukur-ukur neng, tapi gak jadi petugasnya kelenger di belakang Hembo.gak tau kenapa.
            Aku tersenyum. Ini adalah Lorong yang menghubungka pertokoan ini ke jalan besar. Disekitarnya tempat becak dan ojeg mangkal. Di depannya masih area pertokan di belakangnya gedung-gedung tua yang tak di renov juga tak di robuhkan. Lorong tersembunyi yang di gemari lelaki hidung belang. Tak jauh dari sini  ada penginapan yang tak bagus bahkan layak di rubuhkan. Disinailah transaksi orang-orang iseng berlangsung dalam ruang yang gelap dan bau tembok yang lapuk mereka bergumal. Untung saja Tuhan amsih baik tak merubuhkan tembok itu karena dengan seklai sepoaian angin saja tubuh-tubuh telanjang itu pasti berlarian.
            Loorong ini masih sama, aroma yang sama dengan nafas yan sama. Adaka kesamaan itu melarikan aku untuk tetap menjadi bagian darinya/ dari nafas yang tak bersalah, dari harap rakyat kecil, dari doa kaum marjianl,lalu apaka aku?? Apa aku yang menjual semua keluh kesah menjadi lembaran berita untuk kemudian di tukar dengan rupiah? (14 Des2008.Bekasi.)


        




Tidak ada komentar

Manajemen Strategi

Manajemen Strategi Menurut David (2005), analisis lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan sebagai landasan organisasi untuk mene...