Idea-idealy

Create and share all of ideas

ANGKA NOL, ANGKA TUHAN

Share:

Ada yang tak dilahirkan, tak menjadi, tak diciptakan, bahkan tak tersusun. Atau sebaliknya.Tak ada yang tak dilahirkan, tak menjadi, tak diciptakan dan tak tersusun ini. Maka tentu tak akan ada jalan keluar bagi yang dilahirkan, yang menjadi, yang diciptakan dan yang tersusun. Tetapi karena ada yang tak dilahirkan, yang tak menjadi, yang tak diciptakan dan yang tak tersusun, maka ada jalan keluar bagi yang dilahirkan, yang menjadi, yang diciptakan dan yang tersusun.
Bermula dari hampa, kosong tiada nilai lalu mengelupas menjadi jejak tak terbilang. Dalam jengah, rasa pongah, waswas, panik, tawa canda sepersekian retak sebab harapan melonjak-lonjak. Di antara seratus persen yang kau tunggu terdapat sembilan puluh sembilan persen keberuntungan  lalu satu persen saja keyakinan. Hampir tak menjadi pertanyaan, dan sebab bukan lagi alasan. Tercipta dari mata-mata sembab, keringat dan ide-ide berlian. Wajah-wajah tegang dan kepala yang terbelah-belah. Hancur tak bertahan!!
Maka barisan identitas sebuah peran tak menjadi lambang, di saat kalut menerawang semua materi tidak jadi bentuk. Bahkan tak ada norma atau batasan sebab segalanya telah berubah menjadi tidak sopan. Ada nyawa yang terkoyak, dalam duduk  kematian semakin mendekat. Tak ada jalan masuk atau keluar. Permainan hidup hanya sebatas naik dan turun. Harga menjadi patokan. Bagaimana mungkin logika bisa tergadai? Jika kepala dipenuhi persoalan-persoalan rugi atau untung, sementara hidup ada di tangan pasar. Ide telah mati, tidak bisa menjadi realitas yang  stabil dan konstan, yang bisa dipahami oleh kekuatan nalar, tidak juga merupakan realitas yang lebih utuh, permanen dan efektif dibandingkan fenomena material yang selalu berubah, sebab analisa l indera bukanlah Tuhan.
Dalam penantian sebuah angka, imajinasi menerawang. Jauh akan makna yang silih berganti. Masa lalu, kini dan akan datang hanyalah masalah waktu seperti suatu kondisi yang kita beri tanda dengan hitungan-hitungan riil yang kukatakan usia. Mengapa 1, 2, 3, 4, dan 5? Mengapa tidak -1, -2, -3, -4, -5? Mengapa nafas terhenti di angka ± 100 dan tersudut pada angka -100 atau terlonjak pada angka +100? Bemaknanya sebuah angka sebab ada makna kosong yang absolut. Bebas tak terikat.
Kemudian angka nol telah menjadi angka yang ditunggu-tunggu sebab di situlah perubahan terlahir. Keterbelakangan dan keberlanjutan dimulai, permainan hidup semakin menegangkan. Tiba-tiba terbersit bahwa angka nol ini pertama-tama adalah abadi.
Ia tak pernah diwujudkan ataupun dimatikan dalam setiap perkalian. Tak mengalami pasang surut, kemudian ia bukan ada sebagian dan jelek sebagian, bukan indah pada suatu saat dan jelek pada suatu saat, bukan indah dalam kaitannya dengan hal ini dan jelek dengan hal itu, tidak beraneka menurut keseragaman pemerhatinya.
Keberadaannya akan tampil dalam imajinasi seperti kecantikan, seraut wajah atau tangan atau sesuatu bersifat jasadiah, atau seperti keberadaan sebuah pemikiran atau ilmu pengetahuan, atau seperti keberadaan yang bersemayam di dalam sesuatu di luar dirinya sendiri.
Apakah dia makhluk hidup atau bumi atau langit atau apapun lainnya. Nol akan terlihat sebagai yang absolut atau sendirian dalam dirinya, unik dan abadi.Pikiran yang terbang tak tersentuh oleh lalu lalang.
 Segerombolan manusia tertawa terbahak dan segerombolan lagi tertunduk lesu. Tak habis-habisnya menarik nafas panjang. Hanyalah masalah waktu kupikir mengapa dunia demikian terbalik ?? Angka nol itukah yang kau tunggu??
Angka nol telah mengajarkan aku bicara bebas tentang keuntungan, kerugian, harapan, penantian, penyesalan, perkiraan, atau apa saja yang telah dan akan tersentuh. Angka nol sebagai angka bebas, sebagai sesuatu yang tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari satu topik ke topik lain, dalam suatu urutan yang bergerak bebas, serta tidak mengikuti agenda tertentu.
Kursi-kursi dan sederetan komputer telah menjadi lautan biru, lalu kaca-kaca pecah dan aku terombang-ambing antara gelombang berkepanjangan. Manusia di sana tidak lagi panik, namun berlomba-lomba membuka pakaian untuk berenang dan bermain air. Tak ada jas, dasi, blazer, rok mini, kemeja atau tank top, semuanya rata dengan pakaian dalam. Ketegangan berubah menjadi suasana ceria, teriakan-teriakan bercampur dengan nyanyian-ricuh, tak jelas tetapi nampak berirama.
Aku melihat laki-laki setengah baya, dengan cawat biru muda, bergambar bola-bola. Tubuhnya kerempeng, ada tahi lalat di atas pusarnya, yang selalu ia tutupi dengan jasnya yang setebal bului babi. Laki-laki berkaca mata ternyata memiliki badan yang mulus. Lumayan.
Dia nampak bahagia bermain air. Wanita di sampingku berlari-lari kecil, celana dalamnya yang hitam nampak kontras dengan gambar lingkaran kecil-kecil seperti kelereng. Kedua payudaranya menggantung-gantung, tertahan oleh sepasang bra berukuran 37A. semua nampak senang, riang dan tenang. Tak ada tegang. Atau kening yang berkerut. Bergembiralah dengan letelanjangan sebab itu akan mengingatkan mereka pada hakikat diri. Begitu angka nol terbisik-bisik di antara dentuman arus.
Segalanya telah berubah menjadi sangat kacau. Hampir musnah oleh teriakan dan rebutan. Dalam suasana penuh sukacitapun mereka masih nampak tegang, amukan, amarah dan saling menyikut. Padahal ruangan telah berubah menjadi lautan teduh dan damai. Apakah hatinya telah mati hingga segala tak terasa? Apakah yang dicari selain lahan yang lebih strategis? Apakah yang dikejar selain profit milyaran? Apakah yang di buru selain margin bertambah gemuk?
Masih dalam ketelanjangan mereka saling mencakar, menjambak, memukul, menggigit, menjepet, menolong, menikam, mencekik, menyiksa, menyayat,memukul,menghantam,menginjak,menonjok, bahkan membunuh.
Lautan teduh berwarna biru langit. telah berubah menjadi lautan merah. Darah-darah telah mengubahnya menjadi pulau kecil berbau amis. Dan tubuh-tubuh tidak lagi terhormat menjadi bongkahan-bongkahan lapuk berbau busuk. Tak ada lagi suasana bahagia, yang ada hanyalah suasana mencekam  dan menakutkan.
Bau amis darah bercampur lalat dan belatung, tubuh-tubuh itu membusuk dalam ketegangan serupa ikan asin, kerontang,tulang belulang berserakan,usus-usus berhamburan, kematian  dengan  mulut yang menganga.
Mata-mata tak sempat tertutup, sebagian melotot dan terbelalak, sebagain lagi hilang dan terluka.Nyawa tak sempat terselamatkan dengan angka-angka yang mereka kejar, sebab semua tak sampai pada hitungan waktu yang tak terhitung. Kematian menjadi biasa saja, tetapi menjadi tak biasa bagi mata yang biasa. Tak sempat pula menghitung berapa peluh yang tercucur oleh angka-angka. Keterlambatan menebus sepersekian target hingga target telah membudak dalam diri para budak materi.
Angka nol memang sempat mengajarkan, bahwa dalam kalut tak luput kita adalah kekosongan belaka. Ketelanjangan wujud terbentuk dalam kepolosan jiwa yang hanya mengandalkan harapan. Kesendirian tak jengah sebagai individu bebas yang satu tak lebih dari apapun.
Kita bukan apa-apa. Ketergantungan hanyalah mencorat-coret nilai yang tercipta atas kelaziman sebuah peradaban. Kelengahan manusia hanyalah sepersepuluh dari seratus takdir yang kelak membawanya pada sebuah posisi di atas atau di bawah. Lalu kepanikan menjadikan diri terombang-ambing antara ketakseimbangan yang permanen. Seumpama gelombang , harapan hanyalah segumpal buih dari semesta.
Angka Nol mengajarkan bahwa, sebuah permulaan adalah pertanda, bahwa segalanya akan berakhir, maka hitungan yang ditunggu selalu tak pernah sama, sebab keabadian manusia adalah perubahan. Mengediplah sebentar dan konsentrasi, lalu pejamkan mata untuk sekedar mengingat.
 Ada angka yang melebihi angka apapun, sebab Dia tak terhitung. Keberadaannya permanen, stabil, abadi, diam, tak lapuk oleh waktu, tak pernah mati, tidak dilahirkan dan tidak diciptakan.
 Bahwa ia adalah kekuatan, anugrah dan kebahagiaan, perlindungan, tempat berteduh, rasa aman yang tak terpunahkan, kebenaran sejati, realitas tertinggi
Bahwa Ia adalah kebaikan, tujuan puncak dan satu-satunya dambaan kehidupan kita. Kedamaian abadi, terselubung dan tak terpahami. TUHAN ada di balik angka NOL.
”Hei bangun!”
”Sell limit  kamu kena tuh.Salah posisi, harga naik.Kamu loss 100 point!”
Gubrag!

22  November 2006 (Bandung)

Tidak ada komentar

Manajemen Strategi

Manajemen Strategi Menurut David (2005), analisis lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan sebagai landasan organisasi untuk mene...