Idea-idealy

Create and share all of ideas

Manajemen Pengetahuan : Model Nonaka dan Takeuchi

Share:

 

IDEIDEALY.COM-Model pengetahuan Nonaka dan Takeuchi adalah model pengetahuan spiral (Model of Spiral Knowledge, atau lebih dikenal sebagai model SECI – Socialization, Externalisation, Combination, dan Internalization). Fokus model pengetahuan Nonaka menekankan pada proses berbagi/transfer pengetahuan, transfer pembelajaran, dan inovasi. Berbagi pengetahuan ini meliputi cara terjadinya proses perpindahan pengetahuan dari tacit ke eksplisit, dari eksplisit ke eksplisit kembali, dari eksplisit ke tacit, dan dari tacit ke tacit lagi, dalam proses terus-menerus, berbentuk siklus dan berbentuk spiral.

Pada dasarnya, berbagi (sharing) pengetahuan tacit lebih banyak dilakukan melalui dialog, sedangkan berbagi (sharing) pengetahuan eksplisit dilakukan melalui belajar dengan melakukannya (learning by doing). Proses SECI berlangsung dalam individu, kelompok (group), dan organisasi. Mereka berinteraksi satu sama lain.

Proses perpindahan pengetahuan tacit ke tacit, yang berupa internalisasi, umumnya berlangsung dari individu ke individu. Proses perpindahan pengetahuan tacit ke eksplisit, yang berupa eksternalisasi, umumnya berlangsung dari individu ke kelompok. Proses perpindahan pengetahuan eksplisit ke eksplisit, yang berupa kombinasi, umumnya berlangsung dari kelompok ke organisasi. Sedangkan proses perpindahan pengetahuan eksplisit ke tacit, yang berupa internalisasi, umumnya berlangsung dari organisasi yang menginternalisasi kelompok dan terakhir ke individu.

                                                  Diagram SECI dari Nonaka dan Takeuchi

Dari tacit ke tacit (Sosialisasi):

        Pemindahan pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit lagi dilakukan dengan proses sosialisasi, yaitu dengan berbagi pengalaman, mengamati, mengimitasi, curah gagasan/pendapat tanpa kritik. Bentuk sosialisasi yaitu membagikan pengetahuan dengan metode face-to-face (pengamatan, imitasi, latihan). Keefektifan sosialisasi ini sangat bergantung pada pengalaman mencipta dan membagikan (yang sangat terbatas), pengetahuan menjadi tetap tacit (kembali lagi ke tacit). Saat itu Nonaka mencontohkan cara membuat adonan roti dari master chef pembuat roti di Hotel Internasional Osaka.

        Honda mengorganisasikan “brainstorming camps” dengan diskusi rinci untuk membahas permasalahan yang sulit dalam pengembangan proyek. Rapat informal biasanya berlangsung di luar kantor, di luar tempat kerja. Dalam rapat informal tersebut setiap karyawan diajak untuk berkontribusi dalam diskusi tanpa memandang jabatan dan status karyawan. Satu-satunya yang tidak diperbolehkan adalah kritik (walau sederhana) yang tidak disertai dengan saran yang konstruktif. Honda menggunakan rapat curah pendapat tidak hanya untuk mengembangkan produk baru tetapi untuk meningkatkan sistem manajemen dan strategi komersial. Curah pendapat dipilih Honda sebagai dialog yang kreatif ketika orang-orang di dalamnya dapat membagikan pengalaman mereka, dan mereka dapat menangkap pengetahuan tacit di antara mereka. Dengan cara ini mereka menciptakan keharmonisan dalam bekerja antar mereka. Mereka adalah bagian dari organisasi dan perasaan mereka menjadi terkait satu sama lain dengan berbagi pengetahuan untuk mencapai tujuan yang sama. (Dalkir, 2011)

Dari tacit ke eksplisit (Eksternalisasi):

        Pemindahan pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit dilakukan dengan proses eksternalisasi, yaitu dengan menggambarkannya melalui menceritakan metafora, analogi, dan pemodelan. Saat itu Nonaka mengamati proses eksternalisasi pengetahuan eksplisit yang formal dan terstruktur di Matsushita. Saat itu Nonaka melihat para senior berkomunikasi dan berbagi dengan anggota tim itu sendiri dan tim lainnya yang lebih junior.

        Perusaahan mesin fotokopi Canon memutuskan untuk memproduksi mesin fotokopi kecil (mini-copier). Proyek yang membuat mesin fotokopi kecil ini menghasilkan produk untuk pemakaian pribadi, rumahan, kantor kecil, dan haruslah produk dengan harga terjangkau. Selama ini produksinya berupa mesin foto kopi dengan harga yang tinggi serta membutuhkan pemeliharaan dengan dana yang tidak sedikit, terutama biaya yang besar terutama biaya yang besar untuk drum-nya setelah pemakaian sejumlah waktu tertentu. Proyek mesin fotokopi kecil haruslah didesain secara kreatif dan harga drum-nya tidak boleh melebihi harga mesinnya sendiri. Setelah diskusi yang panjang, suatu ketika pemimpin proyek mengajak brainstorming sambil minum bersama. Beberapa orang melihat bahwa kaleng minuman itu berharga murah, dan dengan demikian drum fotokopi kecil dapat dibuat dari aluminium dengan jenis yang sama dengan kaleng minuman. (Dalkir, 2011)

Dari eksplisit ke eksplisit (Kombinasi):

        Pemindahan pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit dilakukan dengan proses kombinasi dengan aktivitas memilah, menambahkan, melakukan kategori, dan memilih metodologi praktik terbaik. Tim Matsushita membuat standarisasi dengan membuat manual bagi produk yang dibuatnya. Proses ini dikombinasikan dengan berbagai proses yang ada di Matsushita.

        Kraft General Food merencanakan untuk pengembangan Sistem Point-of-sale (POS) yang baru. Tujuannya tidak saja memonitor item yang terjual, tetapi juga informasi tentang pembeli. Mereka bermaksud menggunakan informasi sebagai rencana bagi model penjualan yang baru, seperti kombinasi produk, produk dan jasa, jasa-jasa, dan seterusnya. Sistem POS mengumpulkan dan menganalisis informasi yang membantu orang pemasaran untuk merencanakan informasi pemasaran yang intensif, yang disebut dengan micro-merchandising. (Dalkir, 2011)

Dari eksplisit ke tacit (Internalisasi):

        Pemindahan pengetahuan eksplisit ke pengetahuan tacit dilakukan dengan proses internalisasi pengetahuan. Proses internalisasi dibagikan melalui pelatihan yang kemudian dipadukan dengan pengalamannya sendiri.

        General Electric telah mengembangkan sistem dokumentasi atas semua keluhan pelanggan dan memasukkannya ke dalam basis data sehingga dapat diakses oleh semua pelanggan. Sistem ini memfasilitasi berbagai pengetahuan dalam penyelesaian masalah di antara para karyawan. Sistem ini membantu setiap anggota organisasi menginternalisasi atau menghayati semua pengalaman dalam memberikan jawaban dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. (Dalkir, 2011)


Salam-Idealy-Edukasi

Tidak ada komentar

Manajemen Strategi

Manajemen Strategi Menurut David (2005), analisis lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan sebagai landasan organisasi untuk mene...