Sinopsis :
Aku
tak pernah tahu apa yang dia pikirkan tentangku. Begitupun dia, tak perlu tahu
apa yang kupikirkan tentangnya. Hidup kita terlalu banyak perbedaannya. Namun
tak perlu merasa dibeda-bedakan. Setiap api hati memiliki rahasianya sendiri.
Lalu, untuk apa kita memaksa saling tahu, bahkan memaksakan diri mengatakannya.
Kita sudah cukup dewasa untuk memahaminya atau mengartikannya sendiri. Biarkan
ini berjalan dengan sendirinya. Setiap rasa tak penting memiliki nama. Anggap
saja ini takdir.Aku dan dia masih terlibat perbincangan yang sebenarnya kita
tak perlu tahu kualitas perbincangan kita. Terpenting adalah hati kita yang
bicara. Aku melihatnya dengan mata dan hatiku, dia sungguh baik. Lalu, apa yang
orang-orang pandir itu lakukan? Mereka rela bolak-balik mengawasi aku dan
dirinya diruang ini. Orang- orang itu seperti mencekik leherku dan memukul-
mukul kepalaku membuat kepalaku pusing. (The Cup Of Tea Lady- hal 32)
6 komentar
could you link pliase?
https://jejakpublisher.com/product/a-cup-of-tea-lady/
Penasaran mbak..
Siapakah orang orang pandir itu?
nuansa covernyaa :)
Ayo..Mba Muth cari tau siapa orang pandir itu hehe
Covernya bernuansa wanita Mba Van...:):)
Posting Komentar