Research Pasti sering sekali kita mendengar kata research atau penelitian. Riset atau penelitian merupakan salah satu kegiatan yang biasa ditempuh untuk dapat memeperoleh data atau informasi. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari sebuah riset yaitu
untuk memperoleh informasi tentang
karakteristik atau parameter dari populasi. Hakikatnya memang sebuah penelitian itu memang ingin memperoleh informasi mengenai karakteristik atau parameter dari suatu objek yang diamati.
Objek yang diamati itu dapat dilihat secara keseluruhan (populasi) atau secara
parsial (sampel). Dua pilihan tersebut diambil bergantung pada beberapa hal. Artinya, peneliti
dapat memutuskan untuk menggunakan populasi sebagai sumber informasi atau hanya
diambil sampelnya aja.
Nah salah satu
bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel
penelitian. Sekarang ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan
sampel. Kenapa demikian? karena metode penarikan sampel lebih praktis dan biayanya lebih hemat, Selain itu metode sampel juga
serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode
sensus.
Dalam penelitian
yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya
terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah
proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus
benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil
penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi.
Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang
representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau
mencerminkan keadaan populasi. Kedua,
masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit
analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak
unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya
teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi,
tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit
analisis atau ukuran sampel (sample size)
yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
Nah sebelum masuk ke populasi akan di bahas dulu konsep yang sering dipakai dalam penelitian yaitu ada dua konsep penelitian yaitu konsep penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dan
kualitatif mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengungkapkan suatu hal untuk
memperoleh pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan kepada analisis non numerik dan analisis interpretatif terhadap
fenomena sosial. Penelitian ini tidak
menggunakan model-model matematik, statistik,atau komputer.
Proses pengumpulan dan pengolahan data dapat menjadi sangat peka dan pelik,
karena informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak
dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Metode Penelitian Kualitatif sering disebut dengan metode baru
karena popularitasnya belum lama. Disebut juga dengan metode post-positivistik
karena berlandaskan pada filsafat post-positivisme dan disebut juga dengan
istilah penelitian dengan metode artistik karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola) dan data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Kalo digambarkan ruang lingkupnya penelitian seperti dibawah ini:
Untuk jenisnya Populasi terbagi
menjadi 4 bagian yaitu ;
a. Populasi terbatas. Misalnya 5.000 orang dai pada awal tahun 1999,
dengan karakteristik, masa belajar di pesantren 10 tahun, lulusan pendidikan
Timur Tengah dan lainnya maka populasi mengacu pada hal diatas.
b. Populasi tak terbatas. Misalnya dosen di Indonesia, berarti
jumlahnya harus dihitung sejak dosen pertama ada sampai sekarang dan yang akan
datang.
c. Populasi Homogen. Misalnya seorang dokter akan melihat golongan
darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter tersebut
tidak perlu satu botol sebab setetes dan sebotol darah hasilnya akan sama saja.
d. Populasi Heterogen misalnya jumlah dosen manajemen di Jakarta dan
jumlah mahasiswa di Bandung, keduanya perlu ditetapkan batasannya.
Untuk proses desain sampling dapat di urutkan sebagai berikut
Untuk teknik sampling dibagi dalam beberapa bagian dibawah ini
Gambar : Tipe Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a. Simple Random
Sampling.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Misalnya Populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa
program S1 (unit sampling. Jumlah sampel yang ditentukan 150 orang dari
populasi. Dilakukan dengan undian maupun table bilangan acak.
b. Proportionate
Stratified Random Sampling.
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalnya
suatu organisasi yang mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900,
SMEA = 400, SD =300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel.
|
c. Disproportionate
Stratified Random Sampling.
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.Misalnya, pegawai dari PT tertentu
mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan
S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan
empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu
terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d. Cluster
(Area) Sampling.
Teknik sampel ini digunakan untuk menentukan sampel
bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Misalnya Di Indonesia terdapat 34
provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10 provinsi, maka pengambilan 10
provinsi itu perlu menggunakan stratified random
Nonprobability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi:
a. Sampling Sistematis.
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Misalnya Anggota populasi yang terdiri dari 100
orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,.
b. Sampling
Kuota.
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Misalkan jika penelitian harus dilakukan sampai dengan 500 orang
responden, maka penelitian dikatakan belum selesai apabila responden yang
didapat masih kurang dari 500 orang.
c. Sampling
Insidental.
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan (insidental), yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti
maka bisa digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemui itu cocok sebagai
sumber data.Misalnya Penelitian tentang pendapat umum
mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa
sebagai unit sampling.
d. Sampling
Purposive.
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak memerlukan generalisasi.
Misalkan jika kita melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel
sumber datanya adalah para ahli gizi.
e. Sampling
Jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil, misalkan kurang dari 30
orang. Atau juga ingin melakukan penelitian dengan tingkat kesalahan (error)
yang sangat kecil. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, di mana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball
Sampling.
Teknik ini melakukan
penentuan sampel dengan cara mula-mula berjumlah kecil, kemudian membesar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena
data dirasa belum lengkap maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh orang sebelumnya. Begitu
seterusnya hingga jumlah sampel semakin banyak. Pada bagan di bawah, dijelaskan
mengenai teknik pengambilan sampel secara Purposive dan Snowball Sampling.
Pada dasarnya sebuah penelitain tergantung kita mau memilih jenis sampling jenis mana disesuaikan dengan keadaan dilapangan dan juga jumlah responden yang akan diteliti.Pada hakikatnya yang penting mendapatkan data dari sumber yang dapat dipercaya kebenarannya, karena hasil dari reserach kita akan dipergunakan oleh orang lain sebagai sumber data dikemudian hari. So, setiap research harus honest and responsible. Semoga bermanfaat ya..
Sumber Rujukan
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung. Alfabeta.
Maleong. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Ghalia.
Amirullah. (2015). Populasi dan Sampel. Malang. Bayumedia Publishing.
Emzir (2013). Populasi dan Sampel (Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif).Jakarta.UNJ.
Tidak ada komentar
Posting Komentar